Jangan Sampai Salah Pilih, Ini Dia Perbedaan Kopi Murah dan Mahal

Rumah Migran
4 min readJun 28, 2021

--

Illustrasi Jangan Sampai Salah Pilih, Ini Dia Perbedaan Kopi Murah dan Mahal (Image: Istimewa)

Minum kopi kini telah menjadi bagian gaya hidup yang tidak terpisahkan dengan pergaulan di kota besar.

Mulai dari sekedar nongkrong bersama rekan kerja, meeting bisnis, atau sekedar hang out bersama teman sepergaulan dilakukan di kedai-kedai kopi.

Illustrasi minum kopi (Image: iStock)

Bahkan fenomena yang merupakan imbas dari masuknya kedai kopi luar negeri merambah pasar nusantara, membuat para anak bangsa berlomba-lomba mencari pasar kopi dengan membangun kedai kopi hingga pinggiran.

Bagi yang ingin membeli minuman kopi, banyak pilihan beragam untuk dapat mencicipi secangkir kopi dengan harga bervariasi, dari yang sangat murah hingga mahal.

Namun terkadang harga kopi pun tidak sama. Adakalanya kita mendapatkan harga murah, tapi terkadang kopi yang kita beli, harganya mahal.

Illustrasi minum kopi (Image: iStock)

Perbedaan kopi yang murah dan yang mahal dilihat dari kualitas dan asal kopi. Kopi mahal banyak dijual di kedai kopi yang dibuat oleh barista profesional, sehingga terkesan mahal.

Tidak bisa dipungkiri, tradisi minum kopi makin menjamur di kalangan milenial. Aneka jenis kopi dari berbagai daerah di Indonesia memang membuat iklim penjualan kopi menjadi makin berkembang. Indonesia terkenal akan rasa kopinya yang keras namun nikmat.

Redaksi Rumah Migran telah merangkum beberapa perbedaan kopi yang murah dan yang mahal, yang dilansir dari laman kompas.com. Simak yuk berikut ini!

Asal Kopi

Matt Lewin , Australian Barista Championship 2019 (Image: Alamy)

Menurut Pemenang Australian Barista Championship 2019 Matt Lewin, perbedaan murah dan mahal suatu kopi bisa ditentukan dari asal kopi.

Misalnya kopi asal Brasil memiliki harga rata-rata untuk kopi yang dicampur dengan susu. Sedangkan kopi Geisha yang ditanam di Panama memiliki harga jauh lebih tinggi daripada kopi asal Brasil.

Kopi Geisha mampu memecahkan rekor sebagai kopi termahal di dunia.

Daerah Asal Kopi

Illustrasi Kopi (Image: iStock)

Beberapa gerai minuman menjual kopi dengan harga yang sangat murah. Kopi-kopi komersial tersebut adalah kopi yang tidak mencapai standar kualitas tinggi dan tidak diproses dengan rasa cinta, dengan kata lain buruh yang mengerjakan dibayar dengan upah yang rendah.

Memetik Kopi Terbaik

Illustrasi biji kopi (Image: Alamy)

Varietas kopi seperti Geisha dan beberapa kopi termahal dunia lainnya biasa diberi nilai antara 95–100.

Faktor-faktor yang menentukan nilainya antara lain adalah strategi, teknologi, pekerja yang terlibat, dan waktu.

Proses Pengeringan Biji Kopi Mahal

Illustrasi (Image: iStock)

Kopi dengan kualitas tinggi tumbuh di dataran yang lebih tinggi di pegunungan dengan oksigen lebih sedikit dan kondisi yang lebih berat.

Artinya, biji kopi yang ditanam di dataran rendah bisa ditanam dalam waktu 4–6 bulan, Sementara, biji kopi kualitas tinggi bisa mencapai 9–10 bulan.

Memetik biji pada tingkat kematangan sempurna, memfermentasikannya dengan pendekatan sempurna, dan mengeringkannya perlahan dengan kontrol penuh atas tingkat kelembapan sangat mempengaruhi harga jual biji kopi.

Branding

Illustrasi Branding Coffee (Image: Alamy)

Apakah branding atau merek berperan dalam menentukan harga? Bisa ya dan tidak.

Faktanya banyak perusahaan kopi yang mapan dan memilih untuk bisnis kopi bersifat komersial.

Tren

Illustrasi Roaster kopi (Image: Alamy)

Tren kopi di pasaran cepat berubah. Pasarnya sangat kompetitif, banyak sekali roaster di Australia, sehingga banyak kafe harus membeli kopi yang lebih murah untuk bertahan.

Penambahan Susu

Illustrasi penambahan susu (Image: Alamy)

Nilai kopi menjadi lebih tinggi bisa dikarenakan penambahan susu kedelai, susu gandum, ataupun jenis susu lainnya.

Namun, jika susu yang ditambahkan berupa susu full cream, tentu saja tidak bisa dikategorikan sebagai faktor penyebab harga kopi jadi lebih mahal karena susu jenis ini merupakan standar industri.

--

--

Rumah Migran
Rumah Migran

Written by Rumah Migran

Media Informasi Pekerja Migran Indonesia

No responses yet