Intip Rahasia Sukses Mantan PMI Purna Saudi, Yang Berhasil Menjadi Dosen Dan Pejabat
Bekerja di luar negeri atau menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) tentu saja dapat menjadi batu loncatan menuju jenjang karir berikutnya. Hal ini dibuktikan oleh Nuryati Solapari, seorang PMI purna Arab Saudi yang kini berhasil menjadi dosen di salah satu kampus bergengsi di Banten.
Bahkan Pemerintah Arab Saudi sepuluh tahun yang lalu pernah memberikan penghargaan kepada Nuryati Solapari. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Wakil Duta Besar Arab Saudi di Jakarta yang menjabat saat itu, Majed Abdulaziz Al-Dayel.
Kini dia bekerja sebagai dosen dan mengajar bidang hukum di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Meskipun kini ia sudah sukes menjadi dosen di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dia tidak lupa diri dan masih peduli dengan nasib para Pekerja Migran Indonesia lainnya.
Nuryati sering menjadi pembicara dan memberikan tips kepada para 100 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI)
Kisahnya menjadi seorang PMI purna yang sukses menjadi Dosen, diawali keputusasaan ketika sulit mendapatkan uang untuk biaya kuliah.
Sehingga ia nekat mendaftarkan diri ke Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) di Banten, sekarang bernama P3MI. “Saya waktu itu ingin kuliah dan kemudian saya berfikir menjadi TKI,” kata ibu tiga anak ini.
Namun pengalamannya menjadi PMI agak kurang beruntung. PJTKI yang menaunginya tidak memberikan pelatihan apa pun, sehingga Nuryati harus belajar secara otodidak.
“Saya waktu itu diberi sertifikat keahlian, tetapi sebenarnya saya tidak diberikan pelatihan,” ucapnya. Akhirnya dia berinisiatif untuk menggali informasi tentang budaya kerja PMI yang pernah bekerja di Arab Saudi.
“Saya selalu mencatat apa-apa yang penting dalam buku kecil. Jadi setiap ada sesuatu, saya selalu buka buku ajaib tersebut,” ungkapnya.
Sebelum keberangkatannya ke Saudi pada tahun 1998, ia membeli sebuah jarum dan benang. Hal ini dia lakukan untuk menulis nomor-nomor penting yang bisa hubungi jika nanti bermasalah di sana.
“Saya tulis dengan benang dan jarum tersebut nomor-nomor penting, sehingga kerudung saya isinya nomor telepon semua. Tetapi yang ditulis bukan nomor, tapi kode-kode supaya tidak dicurigai majikan nanti,” kenangnya.
Untuk berada di posisi sekarang, Nuryati menetapkan tujuan yang jelas dan selalu bekerja dengan target. Bahkan ia pun membawa buku-buku pelajaran di SMA-nya ke Arab Saudi.
Sehingga ia bisa bekerja diperantauan sambil belajar kembali pelajaran di sekolah dahulu. Sehingga saat ia mendaftar kuliah di Indonesia, ia tidak ketinggalan pelajaran.
“Sesampainya di Indonesia, saya masuk universitas negeri, dan bisa lulus 3,5 tahun dari jurusan hukum,” ucapnya.
Banyak dari para PMI di luar negeri yang terlena dengan gaji besar, agar tidak cepat habis ia pun memberikan tips. Yaitu dengan uang yang digaji dari majikannya harus selalu diambil tiap bulan.
Lalu uang yang diterimanya ia kirim ke kampung, kemudian dibelikan sawah sebagai lahan investasi. Sehingga usaha kerasnya tersebut sekarang membuahkan hasil, dengan gelar S2 yang disandangnya, ia pun menjadi dosen di universitas tempat dirinya menimba ilmu yang memberinya gelar sarjana.
Dari cerita Nuryati, dengan kerja keras dan tekad, PMI pun bisa mewujudkan impiannya. Seperti Nuryati, seorang PMI purna menjadi dosen.
“Pokoknya kalau jadi TKI jangan pernah berniat untuk jadi TKI yang kedua kali, cukup satu kali. Sehingga saat menjadi TKI kita harus mempunyai tujuan,” ucapnya.