10 Tahapan Menjadi Pekerja Migran Indonesia Yang Sukses
Menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang sukses membutuhkan tahapan dan proses yang cukup panjang. Jika melakukannya secara baik, bukan tidak mungkin setiap PMI akan kembali ke Tanah Air dengan segudang pengalaman untuk membangun daerah asalnya selain membawa kemakmuran bagi diri sendiri dan keluarga.
Profesi sebagai PMI sampai sekarang masih menarik banyak peminat lantaran sulitnya mencari pekerjaan di dalam negeri, khususnya bagi yang berpendidikan rendah. Sejauh ini, profesi sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) atau pekerja sektor domestic masih menjadi pekerjaan yang paling banyak dilakoni PMI di negara penempatan.
Menurut data dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), jumlah PMI terus bertambah. Pada 2016, misalnya, jumlah PMI yang berangkat ke luar negeri mencapai 234.451. Angka tersebut bertambah menjadi 261.820 pada 2017. Mereka masih menyasar tujuan yang umum selama ini, seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong.
Menjadi seorang PMI yang sukses akan berlaku untuk profesi apapun yang memang diperjuangkan dengan keras dan ulet. Berikut, 10 tips untuk bisa meraih keberhasilan di negara penempatan:
1. Memperoleh informasi kesempatan kerja dari sumber terpercaya
Langkah pertama untuk menjadi pekerja migran sukses adalah mendapatkan informasi lowongan pekerjaan dari sumber yang sah. Contohnya adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten/Kota/Provinsi; atau Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) di daerah masing-masing kandidat PMI.
2. Registrasi ke dinas yang sesuai
Usai menemukan lowongan pekerjaan yang pas, segera persiapkan semua dokumen wajibnya. Lalu, daftarkan diri secara langsung ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BP3TKI setempat.
3. Menjadi PMI yang sukses harus menjalani semua tahapan seleksi
Agar menjadi seorang PMI yang sukses, ikuti seluruh tahapan sebagaimana dipersyaratkan. Contoh ujian yang harus dilakoni adalah tes administrasi menyangkut keabsahan dan kelengkapan dokumen. Ujian lainnya yakni tes kesehatan, membaca, menulis, dan wawancara. Kandidat PMI akan menempuh tes berikutnya jika tes tersebut dilalui dengan baik.
Ada beberapa cara prosedur penyeleksian PMI. Yang pertama adalah melalui jalur pemerintah atau BP2MI. Jalur ini menerapkan skema program government-to-government atau G-to-G. Umumnya, cara ini dipakai untuk mengirim calon PMI ke negara tertentu, misalnya Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang.
Yang kedua yakni melalui skema Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia yang selanjutnya disebut (P3MI). Cara kedua ini mewajibkan adanya permintaan pengguna atau calon majikan dari negara tujuan serta membuka cabang di provinsi masing-masing. Kandidat PMI harus jeli di skema ini. Mereka harus memastikan P3MI mengantongi Surat Izin Pengerahan (SIP) dari BP2MI.
Masih ada jalur lain, yang melibatkan perusahaan non P3MI. Mereka mempekerjakan calon PMI untuk perusahaannya sendiri. Biasanya, kandidat PMI ini akan bekerja di sektor formal dan memang mempunyai keahlian profesi tertentu.
4. Teken kontrak kerja atas sepengetahuan staf Disnakertrans Kabupaten / Kota
Harus ada penandatanganan kontrak kerja sebelum berangkat. Sebelumnya, pelajari isi kontrak sehingga sama-sama menguntungkan calon PMI dan calon majikan. Proses penandatanganan harus disaksikan oleh pejabat terkait setempat. Adanya perjanjian kerja yang ditandatangani ini akan membuat calon PMI dan pihak terkait aman dan merasa terjamin saat berangkat, penempatan, hingga kembali ke Tanah Air.
5. Bergabung ke pelatihan
Untuk menjadi PMI yang sukses, pelatihan sangatlah penting. Di sini, berbagai ilmu dan keahlian bisa didapatkan yang pastinya akan berguna saat bekerja nanti. Contohnya adalah ketrampilan khusus sesuai permintaan pengguna atau calon majikan. Berikutnya adalah ilmu tentang hukum dan adat istiadat negara penempatan serta pengetahuan umum perihal aturan Pemerintah Indonesia tentang pengiriman PMI ke luar negeri.
6. Menandatangani Perjanjian Kerja (PK)
Mirip dengan poin 4 dengan perbedaan terletak pada penandatanganan kontrak kerja antara kandidat PMI dan calon majikannya.
Di dalam kontrak tersebut wajib memuat: (i) Nama dan alamat pengguna; (ii) Nama dan alamat PMI; (iii) Jabatan/tipe pekerjaan; (iv) Hak dan kewajiban para pihak; dan (v) Kondisi dan syarat kerja (durasi kerja, gaji dan prosedur pembayaran, hak cuti dan waktu istirahat, fasilitas dan jaminan sosial).
7. Mengurus dokumen untuk keberangkatan
Bersama dengan P3MI, kandidat PMI harus menyelesaikan seluruh dokumen terkait proses keberangkatan. Misalnya; paspor, visa, tiket, asuransi, kontrak penempatan, kontrak kerja, Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN), dan buku tabungan.
8. Terbang ke negara penempatan
Cek terlebih dahulu tiket untuk memastikan nama negara penempatan tertulis di situ. Setelah cocok, bersiap ke negara tujuan. Hal sekecil ini layak dicek untuk mempermulus langkah menjadi pekerja migran sukses.
9. Bekerja sesuai kontrak kerja supaya menjadi PMI yang sukses
Sesampainya di negara penempatan, PMI harus menemui agen setempat lalu ke Perwakilan RI terdekat. Setelahnya, bekerjalah dengan jujur dan sesuai kontrak kerja. Hubungi kantor Perwakilan RI terdekat jika mengalami kendala.
10. Bersiap kembali ke kampung halaman setelah menjadi PMI yang sukses
Untuk menjadi pekerja migran sukses, perhatian mencakup persiapan kembali ke Indonesia. Usai durasi kontrak kerja selesai, PMI wajib mengurus dokumen administratif untuk pulang ke Indonesia. Umumnya, durasi kontrak kerja untuk sektor domestik adalah dua tahun. Jika ingin memperpanjang kontrak, PMI wajib pulang dulu ke Tanah Air.
Itulah 10 tahapan untuk menjadi pekerja migran sukses yang semoga bisa membantu meraih cita-cita berhasil di negeri orang dan bermanfaat nanti setelah kembali ke Indonesia.